Jumlah orang gay di Indonesia, menurut situs Gaya Nusantara, mencapai 20.000 orang dan ada kecenderungan peningkatan homophobia sehingga diskriminasi terhadap gay terus terjadi. Seiring dengan itu, perkembangan film dengan tema gay juga diterima oleh masyarakat mayoritas muslim ini. Walau demikian, tidak semua orang bisa menerima kehadiran mereka di tengah masyarakat. Kaum religius beranggapan, mereka berdosa dengan menjadi seorang gay. Anggapan ini didasari oleh keyakinan bahwa Tuhan tidak menciptakan gay. Apalagi, di dalam kitab suci, gay jelas dilarang.
Saya tidak akan menggunakan dalil kitab suci tersebut sebagai dasar pribadi untuk menolak gay. Memang, saya percaya bahwa Tuhan tidak menciptakan gay.namun saya yakin gay adalah pilihan hidup seseorang. bisa saja waktu kecil mereka punya masalah dalam keluarga.,seperti kekerasan yg dilakukuan seorang ayah terhadapat ibunya yg menyebabkan si penderita gay ini kurang kasih sayang terhadap seorang lelaki,yang nantinya akan terbawa hingga dewasa.
Karena itu, menurut saya, tidak patut bila kita menghakimi kaum gay. Kita tidak pernah tahu apa yang melatarbelakangi keputusan hidup mereka itu, bukan? Tidak adil bila kita lantas mengucilkan mereka dari pergaulan. Justru tindakan semacam itu hanya akan membuat mereka semakin nyaman dalam komunitas gay yang menerima mereka apa adanya. Mereka yang mungkin masih punya keinginan untuk membina keluarga dengan lawan jenis, akhirnya malah melupakan keinginan itu karena sikap kita yang menjauhi mereka.
Apakah keberadaan gay di lingkungan kita menjadi sebuah permasalahan besar?
Masih ingat insiden pembatalan rencana konferensi regional internasional lesbian,gay,bisexsual,trandender yang tidak berhasil di selenggarakan di Surabaya,yang di gelar di gelar tanggal 26-28 maret 2010. Hal ini tidak terjadi karena di pertengahan acara ada nya FPI yang membubarkan paksa acara tersebut,yang secara tersirat mereka telah melanggar HAM (HAK ASASI MANUSIA) karena telah melarang manusia untuk mengadakan pertemuan dan saling bertukar pikiran,hal ini lah yang membuat saya kecewa kenapa kaum gay belum bisa di terima di Indonesia.
Komunitas gay pun sebagian besar terdiri dari orang orang yang memiliki status social dan pekerjaan yang jelas,seperti dokter,pegawai BUMN,guru,kon.traktor,pegawai kantoran dll.
Masyarakat masih menganggap gay merupakan penyakit yang harus disembuhkan. Berangkat dari situ, banyak kaum gay yang menutup diri di tengah masyarakat, takut dikucilkan dari pergaulan.
Seseorang pernah berkommentar bahwa gay adalah penyakit yang menular,orang yang normal bisa menjadi gay apabila dis sering bergaul ama gay,. Kehidupan gay menurut saya sedikit berpengaruh pada lingkungan social,seperti yang terjadi di Surabaya gara gara adanya pertemuan gay internasional nama Surabaya terkenal sebagai kota gay di asia,namun sekali lagi saya kembalikan kepada anda,apakah kalian menerima kaum gay di lingkungan anda atau TIDAK? Saya berharap hargaiilah keputusan mereka.,karena mereka adalah bagian dari bangsa kita
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus